Dibalik Tangisan SNMPTN

Assalamu’alaikum…
            Wah…hari ini pengumuman SNMPTN 2015. Selamat buat adik-adik yang bisa lulus jalur SNMPTN. Kakak bangga padamu, bisa mengalahkan jutaan orang lewat SNMPTN, dengan prestasi yang kau miliki. Untuk yang belum lulus, jangan khawatir, masih banyak jalur yang bisa kamu tempuh untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tetap semangat dan yang penting tetap berada di jalur yang benar…

            Ngomong-ngomong soal SNMPTN , jadi ingat kejadian 2 tahun lalu, dimana aku shock nggak lulus SNMPTN. Bukan apa-apa, pasalnya waktu itu aku ingin sekali kuliah di luar Sumatera. Seperti yang semua guru katakan waktu itu, kuliah di Jawa lebih baik daripada terus berada di Sumatera. Jadilah waktu itu berbekal nilai yang lumayan, tekad yang kuat, dan keinginan untuk menjadi lebih mandiri, aku memilih UGM sebagai salah satu universitas pilihanku. Aku yang tidak tahu apa-apa tentang univeristas sebenarnya asal pilih saja universitas dan jurusan yang sudah terkenal, walaupun sudah dikenalkan beberapa univeristas dan jurusan yang cocok denganku. Bukan tanpa alasan juga aku memilih UGM, pasalnya dua seniorku yang berprestasi lulus masing-masing tahun sebelumnya.

            Hari demi hari semangat untuk kuliah di Jogja pun terus terpupuk. Aku sudah mulai mempersiapkan segala hal untuk kuliah di Jogja. Sebagai anak tunggal, aku juga sudah minta izin orang tua untuk mengizikanku untuk tinggal jauh dari mereka. Tapi waktu itu, sepertinya mama tidak terlalu rela untuk melepasku kuliah diluar Sumatera. Waktu pengumuman SNMPTN semakin mendekat, ketika hari H datang, aku menunggu pengumuman dari pagi. Ternyata pengumumannya sore hari dan aku terus melihat pengumumannya pada waktu maghrib.

            Login pun dilakukan dan terpampang lah dia dengan gagahnya,"maaf, anda tidak lulus SNMPTN 2013". Saat itu azan maghrib sudah mulai bergema ke seluruh desa, sementara aku berjalan gontai keluar warnet untuk kembali ke rumah. Sepanjang jalan ke rumah aku tak bisa menghentikan air mataku. Sepanjang jalan aku menangis. Hampir sampai di rumah, aku mencoba menyembunyikannya. Keluarga besarku telah menungguku di rumah, menunggu hasil pengumuman SNMPTN ku. Melihat gelagatku yang tidak seperti biasanya, sepupu kecilku langsung nyeletuk tanpa perasaan, "kakak nggak lulus, ya?" Langsung deh, air mata yang sedari tadi ditahan, tumpah ruah, dan aku mengunci diri di kamar.

            Setelah agak tenang, aku shalat maghrib, mama dan keluargaku mulai menghiburku. Aku sebenarnya masih sangat tidak rela dengan pengumuman tersebut. Tapi apa mau di kata, nasi sudah menjadi bubur. Aku yang tidak tega melihat mama, akhirnya tanpa pikir panjang langusng memutuskan keesokan harinya mendaftar SBMPTN. Kali ini pakai syarat, tidak boleh kuliah di luar Sumatera. Jadilah malam itu aku bingung mau kuliah dimana.

            Keesokan paginya aku pergi ke kantor ante ku untuk menumpang mendaftar SBMPTN. Satu per satu universitas yang aku ketahui mulai aku pilih, dengan sedikit saran dan penolakan dari tante tentang pilihanku, maka terpilihlah 3 univeristas. Masalah selanjutnya datang, aku tidak tahu akan mengambil jurusan apa, karena di wilayah Sumatera, jurusan yang sesuai dengan keinginanku pilihannya sangat terbatas. Setelah memikirkan matang-matang, dengan banyak pertimbangan, akhirnya aku memilih jurusan Sastra Inggris UNAND, Hubungan Internasional UR, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat UNSRI. Sebenarnya ketika melihat pilihan universitas, aku masih sangat tergoda untuk memilih UGM atau universitas di Jawa sebagai pilihan. But, my promise to mom, i’ll just choose then.

            Selama waktu menuju tes SBMPTN, aku menyibukkan diriku dengan membahas soal-soal tes SBMPTN yang lama. Sebenarnya aku lebih banyak membahas soal-soal TPA dan kemampuan dasar ketimbang soal-soal IPA dan IPS. Soalnya aku tidak terlalu berminat untuk melanjutkan kuliah di jurusan Science dan juga tidak tahu apa-apa tentang ilmu sosial. Tidak seperti orang lain yang ikutan les agar bisa lulus tes ini, aku hanya belajar dengan di rumah, aku sebenarnya agak kurang yakin dengan hasil tes ku. Tapi aku coba saja mempelajari soal-soal yang ada di depanku.

            Waktu tes pun datang. Aku dan 2 temanku menginap di Padang selama 2 hari tes berlangsung. Selama tes berlangsung, semuanya baik-baik saja, soal yang mudah tetap mudah, yang susah tetap susah. Apalagi soal ilmu sosial di mata pelajaran ekonomi, aku nggak paham sama sekali. Aku memang bermasalah di bagian hitung-hitungan. Nggak tau kenapa bisa bertahan di IPA dengan nilai yang bagus.

            Hari pengumuman SBMPTN pun tiba. Aku sengaja tidak cek hasilnya, sorenya aku ditelfon oleh tanteku yang berada di Pekanbaru. Guess what? I’m pass in International Relations. Terkejut? Bahagia? Sebenarnya waktu itu aku sangat biasa saja menanggapinya, karena toh ini semua demi mengabulkan keinginan mamaku. Jurusan Hubungan Internasional, aku sama sekali tak mengenail jurusan itu, letaknya di fakultas apa pun aku tak tahu. Aku cuma pernah mendengarnya sekali dari seniorku yang kuliah di UGM, makanya aku memilihnya kemaren. Lagipula karena aku sangat menyukai belajar bahasa asing, aku pikir berada di jurusan ini akan mengajarkan aku lebih banyak bahasa asing lagi.

            Sebenarnya, sebelum pengumuman SBMPTN, aku juga telah mengikuti seleksi SBMPT IAIN di UIN SUSKA Pekanbaru. Aku juga lulus di Pendidikan Kimia. Tapi karena aku tidak terlalu berminat jadi guru, meski mama menginginkannya selain Kedokteran, dan juga udah duluan lulus HI, jadi aku lebih memilih HI.

            Awal-awal kuliah di HI gimana? Shock berat. Ya iyalah shock berat. Semua bayangan tentang belajar bahasa asing, budaya negara lain, dan hal-hal indah yang terbayang di depan mata, bubar dalam sekejap. Pengantar Ilmu Politik, Sistem Politik, Sitem Hukum, dan berbagai macam materi alien lainnya dating menyambutku selama semester 1. Pusing 7 keliling, iya. Mata kuliah HI ini rata-rata berada di mata pelajaran PPKN, yang secara persentase nggak terlalu didalami waktu SMA. Tiap pagi masih ditelfon sama teman yang kuliah di jurusan Biologi atau Kimia utnuk nanyain rumus kimia atau hal-hal seputar biologi. That’s major shocking. Belum lagi keinginan untuk kuliah di Sastra Inggris masih membayang bayang di depan mata, terlebih melihat teman-teman yang bisa lulus di jurusan impian itu. Selama semester 1 juga ketakutan dengan nilai semester awal. Ya iyalah, wong saya nggak tau kalau mau belajar politik kok, dan nggak ngerti politik, eh sekarang malah dihadapkan sama yang beginian.

            Semester 1 lewat dengan aman, semester 2 berjalan dengan baik. Meski di hat masih merasa salah jurusan nih, kenapa bisa terdampar di jurusan yang sama sekali nggak ada bahasa asingnya, satu-satunya bahasa asing ya itu, bahasa inggris dan politik. Masih sedih kalau ingat nggak lulus di UGM atau pun sastra Inggris. Ketika SBMPTN 2014 datang, godaan untuk mengulang masuk universitas lagi semakin membesar. Sempat berfikir untuk ikutan tes lagi, tapi terhalang dengan pemikiran tentang beasiswa. Tanpa beasiswa, aku nggak akan bisa kuliah sampai semester 4 saat ini. Dengan pertimbangan yang terlalu banyak, jadilah secara ikhlas lillahi ta’ala aku relakan diriku ini untuk belajar di HI, memupuk mimpi baru menjadi seorang diplomat. Tapi HI bukan rintangan, HI saat ini adalah batu loncatanku untuk bisa melanjutkan kuliah di negara impianku, Inggris.

            Well, now here I am. Berada di jurusan hubungan internasional, dengan segala topik yang ada di dunia bergabung menjadi satu, teori politik, kenyataan politik, kenyataan perilaku negara-negara di dunia, semua hal sekarang telah aku pahami. Salah jurusan? Kayaknya aku nggak punya waktu lagi untuk mundur. Aku sekarang sedang fokus mendalami ilmu HI dengan segala kompleksitasnya. Aku sekarang juga sedang fokus untuk meraih cita-citaku melanjutkan S2 ke Inggris. Dan inilah aku hari ini, belajar dan terus belajar dari semua tempat untuk menjadi lebih baik lagi.

            Sekian pengalamanku tentang awal-awal tes SBMPTN, kuliah, hingga saat ini. Semoga bisa menginspirasi banyak orang terutama adik-adik yang belum lulus SNMPTN. Kamu keren kok yang lulus SNMPTN, lebih keren lagi yang lulus SBMPTN, karen abisa membuktikan kualitas diri kamu dengan menyingkirkan ribuan orang yang ingin berada di tempat yang sama denganmu. Oh ya, pilihlah jalan yang kamu cintai, karena itu lebih baik. Tapi jika kamu terjebak, jalani lah dengan baik, karena menurutku tak ada jalan yang buruk di alam semesta ini, tergantung bagaimana kita menjalaninya.

KEEP HAMASAH!!!


Komentar