Assalamu’alaikum…
Semoga dengan salam
itu, semua keselamatan diberikan kepada kita semua. Aku ingin mengumumkan
sesuatu yang besar untukmu. Aku berhenti move on, cukup sudah, semuanya aku
batalkan detik ini juga. Aku akan kembali pada masa laluku, saat-saat
kemenangan diriku sendiri, sendiri dan bahagia. Oh ya, kalian saat ini akan
menjadi bagian yang aneh dari perjalanan hidupku, bagian dari percobaan
perubahan yang gagal, adaptasi yang salah, jangan marah, oh, aku tak takut
kalian marah, terserah kalian mau berkata apa.
Cukup sudah permainan
bernama move on ini. Dua orang yang aku sayangi telah berjalan pergi gara-gara
move on yang salah ini, saatnya kembali membangun benteng yang sudah lama
hancur berantakan, tidak terlalu lama, baru sekitar 2 tahun, namun membawa
dampak besar. Lihat tulisanku sebelum-sebelumnya, yang berisi pikiran lemah
tanpa arti itu, semoga pikiran buruk tentang kesendirian itu, itu sama sekali
bukan diriku. Aku baik-baik saja sendiri dan aku tak masalah melakukan semua
hal sendiri. Tentu saja sendiri bersama Allah.
“Positive thinking”,
dua orang yang ku sayangi itu menekankan kata itu padaku, ya, sejak aku move
on, aku jadi lebih sering negative thinking dibanding yang mereka katakan, dan
sejak saat itu pula semua menjadi lebih buruk. Ada yang salah ketika aku
menghadapi dunia yang baru, ternyata melepaskan egoisme malah membuatku lemah
tanpa arti. Aku terlalu baik kepada kalian, terlalu perhatian, terlalu terbuka,
dan terlalu bermain-main dengan zona nyaman. Aku bukanlah aku yang saat ini.
Aku adalah aku. Aku adalah seseorang yang dulu setiap harinya disebut sebagai
seseorang yang egois namun tak pernah peduli dengan sebutan itu. Aku melangkah
dengan caraku, jalanku, dan pikiranku.
Cukup sudah permainan
drama ini. Jika kalian tidak bisa aku dapatkan, maka saatnya kalian aku
lepaskan selepas-lepasnya. Aku tak mau lagi berusaha untuk mendapatkan kalian
dengan cara-cara lemah itu. Akan ada yang berubah, sangat berubah, pernahkah
kalian memikirkannya, jika aku sangat jahat, bukan sebaik yang kalian selalu
pikirkan? Aku adalah orang terjahat dari yang terjahat yang kalian pernah
lihat, aku orang paling menyebalkan dari orang yang menyebalkan yang pernah
kalian pikirkan, aku adalah sesuatu yang nggak pernah kalian pikirkan. That’s
me.
Kalian pasti berpikir
aku nggak akan sanggup meninggalkan zona nyaman yang kalian berikan kepadaku
selama 2 tahun ini. Aku bisa, aku bisa membangun benteng itu lagi, aku bisa
dibenci ribuan orang lagi, dan menjadi diriku lagi. Aku bukan pembunuh berdarah
dingin, oh, tunggu, kalian tidak perlu tahu bagaimana strategiku menghadapi
kalian lagi. Tebak-tebak saja apakah aku sedang berada dalam kejujuran atau
sandiwara.
Oh ya, ada satu hal
yang aku tekankan, ini bukan karena dua orang yang pergi itu, sebelum mereka
sudah ada yang pergi, aku baik-baik saja dengan kepergian mereka. Jadi tak usah
salahkan mereka karena ini semua adalah hasil pemikiranku. Mengapa aku memperdulikan
mereka ketika aku adalah seorang egoistis? Mereka adalah bagian dari diriku dan
aku tak mau kalian menyalahkan diriku. Tak ada yang salah dengan diriku,
mereka, kalian, dunia, bahkan Tuhan. Hanya cara yang aku pakai sangat berbeda
dengan kalian.
Untung saja aku masih
berbaik hati untuk memberi tahu kalian kalau aku membangun benteng lagi. Hey,
seorang egois itu masih punya hati, jadi jangan terlalu takut, aku akan
kehilangan akal sehat dan nuraniku akan sesuatu. Bahkan aku masih mengkhawatirkan kalian saat
memutuskan untuk membangun benteng lagi. Tapi karena toh kalian tak akan peduli
dengan adanya benteng itu lagi, ya terserah, ketika semua tak sadar akan
kehadiranku, maka aku sendirilah yang membuat aku sadar akan kehadiranku.
Benci dan marah adalah
reaksi pertama yang ku prediksi akan kalian lakukan. Munkin bahagia bagi para
pesaing-pesaingku yang merasa kalian telah diambil dari mereka. Tak apa, ambil
saja, aku hanya butuh sahabat sejati yang mengerti apa sebenarnya yang sedang
aku pikirkan dan aku lakukan. Tak ada yang berubah, tak pernah ada yang
berubah, tak akan ada perubahan, adalah sesuatu yang ku yakini dalam bentengku.
Maka, sudahkah kalian bersiap akan gempuran dari dalam benteng besar bernama
keegoisan itu?
Komentar
Posting Komentar